Kamu Masih Tetap Laku Meski Tidak Perawan Lagi
Kalian pasti pernah mendengar, atau
mungkin menganut ajaran orang tua untuk menjaga keperawanan sampai waktunya
menikah. Beberapa waktu lalu, seorang teman datang sambil menangis dan
bercerita kepada saya:
“Aku ingin putus sama pacarku, aku sudah tidak
tahan lagi sama kelakuannya yang selalu menyakitiku, dia membuatku tertekan,
apalagi dia tidak bisa diajak kerjasama untuk membangun hubungan yang lebih
baik. Tapi aku sudah terlanjur berhubungan badan sama dia, aku sudah
tidak perawan lagi. Nanti kalau aku putus, apa masih ada pria yang mau
sama aku? Apa aku bisa mendapatkan pria yang baik? Aku takut.”
Jika melihat kasus
di atas, pasti ada banyak asumsi menurut pendapat masing-masing. Namun, saya di
sini bukan untuk membahas ajaran menjaga keperawanan. Saya akan membahas
bagaimana cara sang wanita agar berani MOVE ON dan bisa mendapatkan pria keren meski
sudah tidak perawan.
Jadi setelah dia berhubungan badan dengan pacarnya,
wanita ini merasa jatuh ke dalam hubungan yang tidak sehat. Dari situ sang
wanita berpikir, ”Apakah sebaiknya aku tetap melanjutkan hubungan yang tidak
sehat ini hanya karena aku sudah menyerahkan keperawanan?” dan “Jika aku putus,
MASIH ADAKAH PRIA YANG BISA MENERIMAKU YANG SUDAH TIDAK PERAWAN?”
Baca dan tanamkan kalimat ini di otak Anda: jika
Anda percaya diri, pasti ada pria keren yang mau menerima Anda meski sudah
tidak perawan.
Mengapa wanita sampai terbujuk untuk melakukan hubungan seks dengan pria
yang dicintainya?
Susan Krauss Whitbourne Ph.D. dalam artikel “Take It
Slow If You Want Yor Relationship to Last” mengatakan bahwa:
“For women, having sex early in the scheme of things signified to them
that their partner was committed to the relationship. For men, having sex early
in the dating period didn’t actually have that same meaning. Premarital sex,
especially early in the dating relationship, has different impact on satisfaction
of women than men. Men and women don’t seem to differ in what they want out of
a sexual relationship, at least according to other research. However, they do
seem to attach different meanings to sex as an indicator of commitment.”
“Bagi wanita, berhubungan seks sejak dini dalam skema hal-hal yang
menandakan kepada mereka bahwa pasangan mereka berkomitmen pada hubungan. Bagi
pria, berhubungan seks di awal masa pacaran sebenarnya tidak memiliki makna
yang sama. Seks pranikah, terutama pada awal hubungan pacaran, memiliki dampak
yang berbeda pada kepuasan wanita dibandingkan pria. Pria dan wanita tampaknya
tidak berbeda dalam apa yang mereka inginkan dari hubungan seksual, setidaknya
menurut penelitian lain. Namun, mereka tampaknya melampirkan makna berbeda pada
seks sebagai indikator komitmen”
Di sisi wanita, berhubungan
seks dengan pria yang dicintainya merupakan salah satu cara untuk menunjukkan
keseriusan dan komitmen dalam menjalani hubungan. Sedangkan di sisi pria,
berhubungan seks dengan wanita yang dicintainya tidak memiliki arti yang sama.
Saya bertanya lebih lanjut
tentang apa yang membuatnya mau berhubungan badan dengan pasangannya. Dia
bilang karena merasa sayang dan dirayu pleh pasangannya itu. Jadi sebagai tanda
sayang, dia mau diajak berhubungan badan. Oleh karena itu, teman saya merasa
sangat menyesal ketika sudah berhubungan seks dengan pria yang dicintainya,
tapi hubungan tersebut harus kandas.
Apa yang membuat Anda takut tidak akan menemukan pria lain yang mau
walaupun sudah tidakperawan?
Eivind Kjorstad menjabarkan perbandingan pemahaman tentang seksualitas.
Zaman dulu, seksualitas wanita dipandang sebagai “property” yang harus dijaga dan dilindungi oleh
ayah/kakak laki-lakinya sampai ia menemukan pria yang pantas untuk dinikahi.
Namun, saat ini seksualitas
bagi wanita dipandang sebagai suatu hal yang harus dijaganya sendiri. Sang
wanita berhak memutuskan sendiri kapan dan dengan siapa dia berhubungan seks.
Dengan catatan, ia harus menyadari konsekuensinya. Jadi, jika suatu saat Anda
sudah berhubungan seks dengan pasangaan lalu hubungan itu kandas, maka segala
konsekuensi sepenuhnya ada pada diri Anda.
Dikutip dari artikel Kelas
Cinta berjudul “Di Sini Pria Akan Bicara Tentang Menikah” yang membahas
beberapa pertanyaan seputar pernikahan. Ada banyak pertimbangan untuk
melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan, diantaranya:
1. Ketakutan tidak bisa memenuhi kebutuhan anggota keluarga nantinya.
2.
Keyakinan akan perasaan cinta terhadap pasangan.
3.
Hubungan yang bersifat mutualisme.
4.
Ketakutan kehilangan kebebasan setelah menikah.
5.
Masalah financial yang akan dipenuhi
Jadi ladies, apakah pria memikirkan
keperawanan pasangannya untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan? TIDAK. Bisa
kita ambil kesimpulan bahwa sebagian besar pria tidak mempermasalahkan
keperawanan. Mari kita lihat perbandingan lainnya.
Mega Dini melakukan
wawancara kepada 10 pria tentang pentingnya keperawanan pasangan menjelang hari
pernikahan. Hasilnya, 3 dari 10 pria menganggap bahwa keperawanan itu penting
bagi mereka. Sedangkan 7 pria lain menganggap keperawanan itu hal yang tidak
penting. Ini salah satu pendapat mereka:
“Jujur ya, sebenenernya aku tidak terlalu mementingkan hal-hal
seperti itu. Ada masih banyak sekali hal yang lebih penting untuk diurus ketika
sesudah menikah daripada mempermasalahkan apakah dia masih perawan
atau tidak. Sesederhana itu.”
EXCACTLY! Ladies, sekarang apa Anda sudah
yakin kalau masih ada hal yang lebih penting daripada keperawanan bagi pria?
Spielberger menjabarkan bahwa ketakutan adalah state anxiety, yaitu suatu keadaan/kondisi
emosional sementara yang ditandai dengan perasaan tegang dan
kekhawatiran. Perasaan itu muncul karena penghayatan yang bersifat
subjektif mengenai situasi lingkungan yang khusus, misalnya stress.
Artinya, Anda secara sadar
merasa takut dengan kemungkingan belum terjadi. Padahal ketakutan itu hanya ada
dalam pikiran Anda sendiri. Jadi jangan kelamaan berkubang dalam
lumpur, buang pikiran-pikiran kotor yang membuat Anda tidak bisa berkembang.
Bagaimana caranya tetap laku
meski sudah tidak perawan?
Yang pertama, saya sarankan Anda untuk mengikuti kelas Lovable Lady untuk membuka
lebar pikiran yang sempit itu. Kalau udah, silakan terapkan semua ilmu-ilmunya
di kehidupan sehari-hari.
Tapi jika Anda belum mengikuti kelas Lovable Lady, saya beritahu kunci rahasia untuk tetap
laku meski sudah tidak perawan lagi. Rahasianya adalah, Anda wajib PERCAYA
DIRI.
Catat ini dengan tinta
tebal: hubungan seks dengan pasangan adalah kesepakatan. Kalian wajib
melakukannya tanpa terpaksa dan penuh tanggung jawab, bukan sekedar untuk menunjukkan
rasa sayang.
Lianne Avila dalam artikelnya 5 Simple Things A Man Does That
Are Really Signs Of True Love menyebutkan:
“If the person you are seeing
touches you without initiating sex, it likely means he really likes you and
enjoys spending time with you. You can experience an emotional connection by
touching or holding hand, also known as loving touch.” [4]
Anda harus cerdas
membedakan pria yang ingin berhubungan serius dengan pria yang hanya
menginginkan tubuh Anda. Pria yang benar-benar mencintai Anda akan menunjukkan
cintanya, meskipun tanpa berhubungan seks.
Cara selanjutnya untuk bisa jadi laku meski sudah tidak perawan, Anda
harus memperbaiki kualitas diri. Asah skill yang Anda
miliki, percantik diri, belajar komunikasi yang baik, lalu perluas lingkup
pergaulan Anda.
Ada banyak pria di luar
sana yang tidak memusingkan keperawanan. Nih saya kasih bocoran, hal apa yang
dilihat dan dipertimbangkan pria dalam memilih pasangan hidup:
1.
Fisik
Memang fisik adalah hal
yang utama, karena pria adalah mahluk visual. Kalau Anda sudah menarik secara
visual/penampilan, pria pasti akan mengingat Anda terus. Pintu hatinya
bagi Anda sudah terbuka lebar, tinggal keputusan Anda mau masuk atau tidak.
Jika Anda merasa jelek,
cari satu hal yang bisa Anda tonjolkan untuk menarik perhatian pria. Anda tentu
punya kelebihan yang bisa dipamerkan. Bila Anda sudah merasa cantik, tinggal
perbaiki sisi menarik lainnya. Namun, bagaimana kalau Anda tidak bisa berdandan?
Minimal Anda wajib tampil rapi, bersih, dan memakai pakaian yang mencerminan
kewanitaan Anda, mustahil ada pria yang menutup mata.
Jangan lupa tersenyum untuk
menambah kecantikan Anda. Saya kasih tips tambahan: setelah memanjakan matanya
dengan penampilan, manjakan lidahnya dengan masakan Anda. Dijamin dia akan
semakin klepek-klepek!
2.
Pergaulan.
Pergaulan di sini bisa
mencakup banyak aspek. Mulai dari lingkungan keluarga, teman-teman, tempat
kerja, sampai cara bergaul dengan orang asing. Kalau Anda bergaul dengan
orang-orang yang cerdas, saya yakin Anda juga akan ikut cerdas. Anda juga bakal
jadi orang yang asyik diajak ngobrol dan pergaulan Anda akan semakin luas. Dari
situ, jalan untuk menemukan pria yang lebih baik pasti terbuka lebar.
3.
Karakter Anda.
Apa Anda sering terlihat
murung, kurang senyum, atau jutek? Tolong ubah karakter itu karena pria
lebih tertarik pada wanita ramah dan suka bercanda. Selain itu mereka juga suka
wanita yang mandiri karena tidak akan menyusahkan dan bisa diandalkan untuk bekerja
sama membangun rumah tangga.
4.
Yang terpenting isi dalam otak Anda, bukan isi
dalam rok Anda!
Kecerdasan itu bukan main
pentingnya karena berfungsi untuk memfilter kebodohan-kebodohan di sekeliling
Anda. Jadi, isi otak Anda dengan hal-hal yang berguna, bukannya diisi dengan
pergelutan romansa yang penuh drama. Namun, juga bukan sekedar diisi dengan
ilmu pengetahuan dari sekolah/kuliah saja, tapi dengan pegetahuan tentang semua
aspek kehidupan.
Singkat cerita, setelah melewati fase putus dan move on dengan cerdas, akhirnya teman saya menemukan pria dambaan yang tidak memperhatikan keperawanannya. Mereka berpacaran selama 2 tahun dan kini sudah menikah. Good job! Ayo jadi wanita cerdas selanjutnya.
REFERENSI
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete